Cutaneous hornhttps://id.wikipedia.org/wiki/Cornu_cutaneum
Cutaneous horn adalah tumor keratin yang tidak biasa dengan penampakan seperti tanduk, atau terkadang seperti kayu atau karang. Biasanya berukuran kecil dan terlokalisasi, namun dalam kasus yang sangat jarang dapat berukuran jauh lebih besar. Lesi ini dapat bersifat ganas atau premaligna.

Keganasan terjadi pada 20% kasus, dengan karsinoma sel skuamosa menjadi jenis yang paling umum. Insiden karsinoma sel skuamosa mencapai 37% bila lesi terdapat pada penis.

Diagnosis dan Pengobatan
#Skin biopsy
☆ AI Dermatology — Free Service
Pada hasil Stiftung Warentest tahun 2022 dari Jerman, kepuasan konsumen terhadap ModelDerm hanya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan konsultasi telemedis berbayar.
  • Biopsi diperlukan karena kanker kulit, termasuk karsinoma sel skuamosa, sering ditemukan.
  • Ukuran dan lokasi tipikal (telinga).
References Cutaneous Horn 33085427 
NIH
Cutaneous horn pada dasarnya adalah pertumbuhan yang tampak seperti tanduk binatang berwarna putih atau kuning. Saat ini telah dipahami secara luas bahwa cula tersebut muncul sebagai reaksi terhadap berbagai masalah kulit—ada yang jinak, ada yang berpotensi menjadi kanker. Actinic keratoses merupakan penyebab non‑kanker yang paling umum, sedangkan squamous cell carcinoma (SCC) merupakan penyebab kanker yang paling umum.
A cutaneous horn is usually evident upon physical examination and can be described as a white or yellow exophytic protrusion in the shape of an animal horn. Cutaneous horns are now widely accepted as a reactive cutaneous growth caused by a variety of benign, premalignant, or malignant primary processes. Actinic keratoses are the most common premalignant primary cause of cutaneous horn, while squamous cell carcinoma (SCC) is the most common malignant cause.
 Cutaneous horn: a potentially malignant entity 20043059
Cutaneous horn adalah pertumbuhan padat berbentuk kerucut dengan kulit menebal, sering kali menyerupai tanduk binatang. Istilah ini menggambarkan penumpukan sel kulit yang mengeras secara tidak biasa, dan bukan merupakan penyakit tertentu. Cutaneous horn dapat muncul bersamaan dengan berbagai kondisi kulit jinak, pra‑kanker, atau kanker. Kekhawatiran utama adalah membedakan antara bintik kulit menebal akibat sinar matahari dengan potensi pertumbuhan kanker, seperti karsinoma sel skuamosa. Penyebab lain yang dapat terkait adalah keratoacanthoma, yang muncul sebagai tumor mirip kuku. Perawatan biasanya melibatkan pengangkatan cula dan pemeriksaan histopatologis di bawah mikroskop untuk mendeteksi adanya kanker.
Cutaneous horn is a dense, cone-shaped growth with thickened skin, often resembling an animal's horn. It's a term describing an unusual buildup of hardened skin cells, rather than a specific disease. Cutaneous horns can develop alongside various benign, pre-cancerous, or cancerous skin conditions. A key concern is distinguishing between a thickened sun-damaged skin spot and a potentially cancerous growth like squamous cell carcinoma. Another culprit is keratoacanthoma, which presents as a raised, nail-like tumor. Treatment typically involves removing the horn and examining it under a microscope to check for cancer.